Gubernur Sulut Optimistis Bisnis Kopra Kembali Moncer

Selasa, 11 September 2018 - 04:29 WIB
Gubernur Sulut Optimistis Bisnis Kopra Kembali Moncer
Gubernur Sulut Optimistis Bisnis Kopra Kembali Moncer
A A A
MANADO - Jatuhnya harga kopra yang hanya dihargai di kisaran Rp5.400 sampai Rp6.200 per kilogram diyakini Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey tidak akan berlangsung lama.

Olly optimistis nilai komoditas unggulan Bumi Nyiur Melambai itu bakal merangkak naik dalam waktu tiga bulan mendatang. Dia menyatakan, selain kopra banyak produk bernilai lainnya yang dapat dihasilkan dari kelapa.

"Diperkirakan harga kopra akan naik dalam waktu tiga bulan ini atau pada November nanti, mengikuti siklus pasar minyak dunia. Pemprov Sulut juga sedang mempersiapkan alat produksi kopra menjadi minyak kelapa langsung dan industri sabut kelapa. Nantinya turunan produk kelapa tidak hanya kopra saja tapi bisa dijadikan produk lainnya," kata Olly pada Forum Academics, Business, Government, Community And Media (ABGC+M) "Sulut Sebagai Klaster Kelapa Nasional" yang dilaksanakan di Manado, Senin (10/9/2018).

"Seperti China yang lebih suka mengimpor kelapa utuh dari negara lain dan mengolah daging, air dan sabut kelapa menjadi produk unggulan dan bernilai jual tinggi. Jadi tidak ada bagian kelapa yang terbuang," ujarnya.

Olly Dondokambey mengatakan turunnya harga kopra sebagai produk turunan kelapa hanya berlangsung sementara. Penurunan itu disebabkan mekanisme pasar minyak dunia dan saat ini, kelapa bukan satu-satunya hasil perkebunan yang dapat diolah menjadi minyak.

"Penurunan harga minyak kelapa dalam beberapa bulan terakhir ini dipengaruhi sedang melimpahnya panen produk subtitusi dari negara produsen lainnya, seperti jagung, kedelai, bunga matahari yang juga bisa menghasilkan minyak. Jadi ini hanya sementara saja karena mekanisme pasar, pemerintah tidak mengaturnya," tukasnya.

Dia juga menerangkan Pemprov Sulut terus berupaya meningkatkan mutu kelapa melalui kerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma) termasuk menghasilkan varietas baru bibit kelapa yang akan dilaunching menjelang HUT ke-54 Provinsi Sulawesi Utara.

"Pemprov sudah bekerjasama dengan Balit Palma dalam pengembangan kelapa. Ada varietas baru yang akan kita launching pada September ini yakni bibit kelapa ODSK Lobu. Daging kelapanya lebih banyak dan dalam setahun setiap pohon bisa menghasilkan 300 buah kelapa," bebernya.

Untuk diketahui, Pemprov Sulut menerapkan program peningkatan berkelanjutan pada sektor tanaman tahunan, seperti peremajaan kelapa serta pemberdayaan dan penguatan kelembagaan petani kelapa.

Semua upaya tersebut terus dilakukan karena Olly menempatkan pembangunan pada sektor pertanian menjadi salah satu prioritas pemerintah daerah yang tercantum dalam program kerja turunan dari RPJMD 2016-2021, yakni mewujudkan kemandirian ekonomi dengan memperkuat sektor pertanian.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang Pembangunan, Inovasi dan Teknologi Bapelitbangda Sulut, Deny Tatuwo menerangkan tujuan dilaksanakannya forum ABGC+M.

"Kegiatan ini diselenggarakan untuk menyamakan persepsi dan menguatkan jaringan penelitian kelapa sehingga mendukung peranan Sulut sebagai klaster kelapa nasional," kata Deny.

Pertengahan Agustus 2018, harga kopra mulai membaik, yakni Rp6.200 per kg. Namun meski mengalami kenaikan, harga tersebut masih jauh dari harapan petani, sebab harga penjualan pada Januari 2018 pernah menyentuh Rp9.000 per kg, kemudian di Februari 2018 mulai turun di angka Rp8.000-an per kg. Harga tersebut masih rendah jika dibandingkan November 2017 yang menyentuh Rp11.000 per kg.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4482 seconds (0.1#10.140)